Rabu, 21 Maret 2012
Pilek, Batuk atau Influenza?
Batuk-batuk, bersin-bersin, hidung berlendir, badan pegal, kepala pusing. Kena batuk pilek atau influenza? Sama-sama penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), lantas apa bedanya? “Masyarakat sering gunakan istilah flu untuk gambarkan gejala flu. Padahal itu salah kaprah dan sebaiknya diluruskan,” ujar spesialis paru dr Dianiati Kusumo Sutoyo, SpP(K) dalam media edukasi “Jangan Anggap Remeh Batuk dan Flu dalam Keluarga”.
Batuk pilek, lanjut Titi pangggilan akrab Dianiati, pada medis dikenal dengan istilah common cold atau nasofaringitis. Penyebabnya adalah infeksi virus pernapasan yang tidak berbahaya. “Virus batuk pilek ini jenisnya ada sekitar 200 virus. Seperti rhinovirus, coronavirus, coksakivirus dan sebagainya,” ujar Titi. Gejalanya terjadi lokal pada saluran pernapasan atas seperti batuk, hidung berlendir, bersin-bersin, sakit tenggorokan, mata berair, hidung tersumbat. Kadang-kadang disertai gejala sistemik ringan demam ringan, pegal-pegal ringan, dan lemas ringan. “Gejalanya ringan. Jarang disertai demam tinggi atau nyeri otot hebat,” kata Titi. Dan batuk pilek ini biasanya lebih mudah menyerang anak-anak karena daya tahan tubuhnya lebih lemah. “Anak-anak biasanya terserang 4 hingga 8 kali per tahun, rata-rata 6 kali. Kalau dewasa umumnya 2-4 kali per tahun,” ujarnya. Pada batuk pilek, ingus yang keluar bisa berwarna kuning kehijauan bila ada infeksi tumpangan oleh bakteri atau komplikasi. Komplikasi yang ditimbulkan adalah sinusitis atau rasng telinga tengah. “Karena ingus masuk ke rongga sinus atau telinga. Itu disebabkan kalau mengeluarkan ingus terlalu ditekan hidungnya,” ujarnya.
batuk, pilek, atau influenza
Sebaiknya, hidung jangan terlalu ditekan dan jangan terlalu ngoyo untuk buang ingus agar tak timbul komplikasi itu. Sedangkan flu atau influenza, disebabkan hanya 1 virus, yaitu virus influenza, dengan tipe A, B, atau C. “Tipe A itu bisa bermutasi, dan menyerang manusia atau binatang, seperti flu burung. Sedangkan 2 tipe lainnya hanya menyerang manusia,” ujar Titi. Gejalanya juga lebih serius dan tidak hanya lokal pada saluran pernapasan atas, tapi gejala sistemik. Selain gejala batuk pilek, gejala sistemik yang menonjol adalah demam tinggi, sering disertai menggigil, nyeri otot hebat (mialgia), sakit kepala dan badan yang lemas (malaise). Bila tubuh bisa melawan virus influenza, maka gejala mereda dalam 5-7 hari. Tapi bila berlanjut, maka bisa menjadi komplikasi berat. “Bisa bronkitis, bahkan hingga radang paru (pneumonia). Penderita pneumonia bisa sampai meninggal seperti yang terjadi pada penderita flu burung,” tuturnya.
Influenza juga bisa menimbulkan kekambuhan penderita yang mempunyai penyakit sebelumnya. Seperti, gula darah yang ikut meningkat pada penderita diabetes mellitus, serta gangguan jantung apada penderita jantung. Penanganan bagi batuk pilek maupun influenza pun berbeda. Bila batuk pilek tak perlu vaksinasi karena jenis virusnya terlalu banyak dan terlalu sering bermutasi, selain tidak terlalu membahayakan. “Cukup dengan obat pereda gejala batuk pilek yang dijual bebas di pasaran,” ujarnya. Namun, influenza butuh vaksinasi untuk mencegah agar tidak tertular lagi terutama bagi yang beresiko tinggi seperti manula, anak-anak, dan penderita penyakit diabetes atau jantung. “Selain itu juga butuh obat antivirus, selain obat pereda gejala di pasaran,” pungkasnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar