Jumat, 19 Oktober 2012

Mengatasi Gatal Karena Gigitan Nyamuk

Ada alternatif mudah mengatasi gatal akibat gigitan nyamuk loh...

Kata ahli:
Bawang merah mengandung zat aktif Sulfur dan Allyl Sulfate. keduanya berkhasiat sebagai antiradang dan antiseptik, sehingga bermanfaat dalam meredakan radang (berupa bentol2 atau gatal) akibat gigitan nyamuk.

Cara Meracik:
Ambil 1 siung bawang merah, lalu kupas. setelah dicuci bersih, belah bawang merah menjadi 2 bagian, kemudian oleskan pada bagian yang terkena gigitan nyamuk. Gatalnya akan hilang, dan gigitan nyamuk tersebut tidak menimbulkan bekas sama sekali.

Tips Pola Asuh Anak

Here's a little tips tentang pola asuh:
1. Bayi lepas dot sebenarnya mulai umur 8 bulan, sebaiknya sebelum 2 tahun sudah lepas karena kalo sudah lewat prosesnya nanti lebih susah.

2. Toilet training harus sukseiss sebelum umur 2 tahun, karena kalo sudah lewat 2 tahun prosesnya lebih susah. (--> brarti kusimpulkan klo udah lewat 2 tahun, merubah kebiasaan akan lebih susah).

3. Untuk bayi yang punya nafsu makan rendah, jangan dikasih coklat nor permen atau kebanyakan minum susu. krn ketiga jenis makanan tersebut memperburuk nafsu makan. tips nya, bayi baru bangun tidur jangan langsung dikasih susu.. kasih makanan apa aja yang dia mau. yang paling penting adalah JANGAN PAKSA bayi.
4. Over-protective bisa bikin perkembangan bayi lambat. bisa ada korelasi jalan lambat, bicara lambat, nafsu makan rendah, dlsb. bentuk over-protective seperti apa ? tidak membiarkan sang baby berjelajah. jadi gimana ? biarin bayi bereksplorasi, kita sebagai orang tua yang wajib mengamankan daerah eksplorasinya. jangan malah "mengungkung" si bayi.

Herba untuk rambut

Pengen yaa punya rambut sehat, indah, hitam, lebat, mudah diatur, ada badai ga goyang (wait.... yang terakhir kayanya ga mungkin kaliii :p)
nah, untuk yang sedang dalam masa pertumbuhan rambut, boleh laah kita baca dulu khasiat herba2 ini...

Daun Seledri
mengandung protein, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A B C
manfaat: dipercaya merangsang pertumbuhan rambut baru dan menghitamkan rambut.

Minyak Kemiri
mengandung lemak, vitamin B1, asam lemak.
manfaat: dipercaya memperkuat dan menyuburkan rambut.

Lidah Buaya
mengandung vitamin A B C E, asam folat, kalsium, magnesium, zat besi, seng.
manfaat: dipercaya menjadikan rambut tumbuh subur dan lebat serta berakar kuat.

bisa dioleskan ke kulit kepala bayi asaal... kulit bayi sehat, tidak terdapat luka, dan tidak berbakat alergi.

Aku bisa....

Tidak terasa banyak sekali perkembangan Akhdan diusianya yang ke 18 bulan ini. Karena bertemu Akhdan setiap hari, perkembangan itu kadang tidak terasa. Tiba-tiba saya baru menyadari bahwa Akhdan sudah bisa begini dan begitu. Suami yang terkadang mengingatkan, ‘Eh, bunda Akhdan kok dah  

Bagaimana aku tumbuh:
1. Aku suka mengangkat, menarik, menyeret benda2.. meraih apa saja yang bisa aku gapai.. aku suka berlari namun kadang2 jatuh atau menabrak sesuatu. Yang paling super dari Akhdan, dia seneng banget mendorong sepeda bunda yang ukurannya jauh lebih besar dari badan Akhdan. Didorong sambil bilang tut..tut..tut.. Karena bunda yang pegang stang dan Akhdan di belakang, kadang kalo arah sepeda gak seperti yang diharapkan Akhdan langsung ngomong gak jelas. Mungkin bilang, “Bu, aku inginnya maju kok malah putar.”

2. Aku mulai menggunakan satu tanganku lebih sering dari tanganku yang lain.
Akhdan sudah bisa makan dengan sendok, dan memakai tangan kanan untuk makan. Kalaupun tidak memakai sendok, dia meraup makanan dengan genggaman tangannya. Aktifitas makan dengan Akhdan, harus siap untuk kotor-kotoran, mulai dari baju, muka, lantai, kadang bundanya juga ikut-ikutan kotor.

3. Aku bisa berjalan menaiki tangga bila kau memegangi satu tanganku, dan aku belajar menuruni tangga pelan2. Di depan rumah ada turunan yang agak kebawah, dan beberapa bagian lantai yang lebih tinggi dari lainnya, seperti anak tangga. Akhdan kelihatan senang untuk naik dan turun tangga tersebut. Dan sangat hati-hati mengatur langkahnya. Terkadang mengulurkan tanggannya kesaya untuk dituntun supaya tidak jatuh.

4. Aku ingin melakukan sesuatu dengan caraku sendiri hampir di setiap waktu. Hehe kadang lucu juga melihat Akhdan bermain-main dengan botolnya. Minta dibuka dotnya terus ditutup lagi, dibuka dan ditutup lagi. Lihat bunda sedang menyapu lantai, langsung aja Akhdan menghampiri meminta sapu dan dia membatu saya menyapu lantai.

Dan masih banyak yang lainnya.

Minggu, 30 September 2012

Welcomeback

Banyak sekali perkembangan Akhdan di bulan ke-17 ini, iya besok 5 oktober Akhdan dah 17 bulan, ceritanya menyusul ya...

Selasa, 14 Agustus 2012

Nutrisi Penting untuk Anak

TERPENUHINYA nutrisi yang baik dan kebiasaan makan yang sehat dapat menghindari buah hati Anda dari berbagai penyakit berbahaya. Dengan nutrisi penting dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan anak dalam masa-masa pertumbuhan mereka.

Kendati banyak orangtua memiliki pengetahuan dasar mengenai makanan sehat yang bisa membuat tubuh dan tulang anak-anak kuat, tetapi kadang, masih ada kemungkinan hilangnya beberapa nutrisi penting. Sebab anak-anak tidak memerolehnya dari makanan yang telah tersedia.

Jika Anda ingin memastikan semua kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik, Anda dapat memastikan nutrisi yang tepat dikonsumsi oleh buah hati tercinta.

Seperti dipaparkan Carefair, ada beberapa nutrisi yang wajib dikonsumsi anak, di antaranya:

Magnesium

Magnesium adalah salah satu nutrisi penting yang harus Anda pastikan bahwa anak-anak mendapatkan cukup dari magnesium dalam makanan mereka. Nutrisi ini penting bagi anak Anda karena memiliki kemampuan untuk menjaga agar jantung kuat, menjaga otot, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan produksi energi, dan membangun tulang yang sehat.

Untuk kesehatan tulang anak, kita cenderung tertuju pada kalsium. Tetapi tahukah Anda, separuh dari magnesium ada di dalam tulang? Itu benar.

Untuk itu, anak-anak berusia 1-3 tahun disarankan mengonsumsi magnesium 80 mg sehari. Anak-anak usia 4-8 tahun memerlukan magnesium sampai 130 mg sehari. Untuk meningkatkan asupan magnesium anak, Anda bisa mendapatkannya pada sayuran hijau, kacang-kacangan, dan gandum.

Kalium

Kalium sebagai nutrisi yang sering dikaitkan dengan pisang. Dalam hal kesehatan anak Anda, nutrisi ini memainkan peranan besar untuk mempertahankan produksi energi, otot, dan fungsi jantung, menjadikan tulang yang kuat, bahkan dapat menjaga anak Anda rentan terhadap risiko tekanan darah tinggi ketika mereka dewasa.

Anak usia 1-3 tahun perlu kalsium hingga 3.000 mg per hari, sementara anak usia 4-8 tahun memerlukan 3.800 mg per hari.

Untuk meningkatkan kalium anak bisa dengan memberikan asupan makanan seperti buah dan sayuran dalam makanan keseharian mereka. Anda pun bisa menambahkan daftar menu lain seperti susu dan daging agar anak mendapat banyak kalium.

Serat

Serat merupakan nutrisi yang biasanya dianggap penting untuk orang dewasa, tetapi ini juga penting bagi kesehatan anak. Serat tidak hanya berfungsi memperlancar buang air besar dan mengatasi sembelit, namun dapat pula mencegah diabetes tipe 2, menjaga anak-anak rentan terhadap risiko penyakit jantung, kolesterol, darah tinggi, dan menjaga bobot tubuh mereka.

Cara terbaik untuk mengetahui jumlah serat bagi buah hati adalah untuk mengonsultasikan kepada dokter anak untuk mengetahui seberapa banyak serat yang bisa dikonsumsi anak Anda.

Untuk menambah lebih banyak serat untuk anak Anda dalam makan sehari-hari, Anda bisa menyuguhkan sup lentil, kacang polong, dan sereal.

Vitamin E

Vitamin E merupakan nutrisi penting yang juga dibutuhkan anak-anak. Antioksidan ini dikenal untuk memerangi radikal bebas, tetapi juga berperan membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat dan mempertahankan metabolisme yang baik.

Umumnya, vitamin E ditemukan dalam makanan berlemak. Untuk memastikan anak Anda mendapatkan vitamin E dalam jumlah tepat, Anda bisa memasukkan lebih banyak sayuran berdaun hijau, seperti bayam, atau kacang-kacangan dalam daftar makanan harian.

http://www.dechacare.com/4-Nutrisi-Penting-untuk-Buah-Hati-I773.html

Kiat Mengembangkan Otak Anak


Dijelaskan oleh Dr Eddy Supriyadi SpA, dari RS Sardjito Yogyakarta, ada dua komponen dasar dalam perkembangan otak anak, yaitu lingkungan yang aman dan pengalaman positif.

Saat seorang bayi merasa tertekan, otak akan merespon dengan menghasilkan zat kortisol. Kadar kortisol yang tinggi akan memperlambat perkembangan otak. Lingkungan aman dan nyaman diperlukan bayi untuk membantu perkembangan otaknya. Beri respon saat bayi menangis maupun mengoceh.

Pengalaman yang diterima setiap hari juga akan membantu perkembangan otak anak. Aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak anak ke pasar atau ke toko buku, menurut dokter anak lulusan UGM ini, sangat penting untuk pembentukan jaringan perkembangan sel otak.

Dr Eddy memberikan 10 tips bagi orangtua untuk membangun dasar perkembangan otak anak:
1. Beri perawatan dan kasih sayang yang adekuat selama masa kehamilan.

2. Beri nutrisi yang cukup. Enam bulan pertama kehidupan bayi, berikan kecukupan nutrisi dengan ASI.

3. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.

4. Berbicaralah kepada bayi. Buat kontak mata saat berbicara dengan anak. Jangan lupa selalu tersenyum kepada anak.

5. Bila harus menitipkan anak, carilah tempat penitipan yang bermutu tinggi.

6. Kenalkan aneka ragam musik pada anak, dan bernyanyilah bersama.

7. Beri interaksi yang nyata dengan anak demi perkembangan otaknya. Jangan biarkan anak menonton televisi terlalu lama. Batasi waktunya.

8. Beri ruang bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan teman sebaya.

9. Redakan stres pada orangtua. Orangtua yang mengalami stres cenderung mengalihkan stres kepada anaknya. Bila Anda merasa stres, cobalah bercerita kepada orang yang dekat dengan Anda.

10. Ingat, otak tidak akan pernah berhenti berkembang. Jadi, beri stimulasi sebanyak-banyaknya secara terus-menerus.

http://www.dechacare.com/10-Kiat-Mengembangkan-Otak-Anak-I496.html

Picky Eater

DALAM masa pertumbuhan otak dan fisiknya, anak-anak perlu memeroleh asupan gizi seimbang. Apakah putra atau putri Anda lebih senang ngemil ketimbang makan porsi lengkap?

Adalah hal wajar jika anak-anak cenderung memilih makanan yang ingin ia santap. Terkadang, anak menghabiskan sebagian besar waktunya saat makan bukan karena rasa makanan, tetapi karena kesenangan mengatakan "tidak!" kepada Mom. Bagi anak, hal tersebut adalah hiburan di kala makan, tapi sayangnya tidak untuk orangtua.

Namun, jangan karena Mom cinta anak-anak, lalu memberikan apapun yang mereka suka. Jangan jatuh ke dalam perangkap dengan menawarkan makanan yang jauh dari sehat dan kaya gizi.

Jika Anda rajin memberikan anak-anak pilihan makanan sehat, mereka akhirnya akan menerimanya dan terbiasa. Ini mungkin bukan jalan mudah, tapi berikut beberapa tip cara mendorong anak Anda agar senang menyantap makanan sehat dan bergizi seimbang, seperti diulas Modern Mom.

Mulai sejak dini

Terapkanlah kebiasaan membentuk pola makan sehat dengan menawarkan pilihan makanan sehat sejak anak-anak berusia dini. Untuk itu, Mom harus rajin bereksperimen masak dengan berbagai jenis makanan.

Tetapkan tujuan realistis

Biasakan anak-anak untuk akrab dengan makanan seperti brokoli dan wortel, bukan cookie dan brownies. Mom bisa menjadikan sayuran tersebut tokoh baik dalam dongeng yang Anda ceritakan sebelum tidurnya sedangkan cake sebagai tokoh jahatnya.

Juga, sangat tidak realistis mengharapkan anak makan satu porsi besar makanan yang tidak ia sukai. Sebaliknya, dorong mereka mencicipi sedikit dan berangsur-angsur porsinya ditambahkan.

Konsisten

Gunakan strategi yang sama pada setiap kali waktu makan. Sebelum memasukkan pilihan makanan lain, letakkan makanan baru di piring, lalu berikan support untuk si kecil bahwa ia pasti akan menyukainya. Jangan menyerah pada sikapnya yang keras kepala! Jangan menyuruhnya segera menghabisi makanan. Nyatanya, anak-anak adalah pemakan yang lambat.

Berikan pujian

Ucapkan selamat kepada si kecil bahkan jika ia hanya mau menggigit satu kali menu barunya. Ini adalah keberhasilan berharga bagi pemilih makanan. Kalau pada awalnya ia bilang tidak suka, ingatkan si kecil bahwa ia mungkin perlu beberapa gigitan untuk bisa merasakan kelezatan makanannya.

Mom harus menjadi contoh yang baik. Mom tidak bisa mengharapkan anak memiliki pola makan sehat jika Anda sendiri tidak menerapkannya. Anak-anak belajar dengan meniru. Jangan hukum anak karena tidak mau makan! Karena makan harus menjadi waktu yang menyenangkan untuk semua.

http://www.dechacare.com/Menyiasati-si-Kecil-yang-Pemilih-Makanan-I846.html

Agar Anak Tidak Rewel

Semalam ada kejadian lucu sama Akhdan (1Y/3M). Waktu itu jam 8 malam Akhdan belum juga tidur. Padahal segala upaya sudah bunda lakukan untuk membuatnya tertidur. Agaknya dia minta tambahan waktu bermain. Karena ngajak main terus sambil keluyuran di dalam rumah.

Waktu sampai dapur, Akhdan nunjuk MagicJar yang masih menyala lampunya. Sambil bilang sesuatu yang tidak jelas yang aganya minta dibukakan MagicJar. Karena berada diatas meja makan, akhirnya saya angkat Akhdan dan letakkan di meja dekat MagicJar. Tau gak apa yang Akhdan lakukan? dia ambil sendok nasi, terus buka Magicjarnya, ngaduk coba ambil nasi dari dalamnya. Karena masih panas saya halang-halangi biar tidak terkena tangan panasnya. Semakin saya halangi Akhdan jadi tambah rewel. Akhdan sudah punya keinginan untuk melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan bunda. Hanya keterbatasan komunikasi yang agaknya kurang. Akhdan 15 bulan belum jelas bicaranya.

Dari sendok nasi tersebut, Akhdan menyapkan nasi sendiri sambil bilang aaaeemm. Seharian ini memang Akhdan susah sekali maemnya, maunya ngemil itupun beberapa makanan kecil. Dan malam itu Akhdan menunjukkan keinginannya untuk makan sendiri, berjuang meraih MagicJar.

Saya awai aktifitas Akhdan dari dekat, karena beberapa kali saya lihat tangannya kepanasan kena pinggiran MagicJar. Saya angkat dia....dan apa yang terjadi? Akhdan jadi rewel, guling-guling dilantai. Sepertinya saya menghentikkan kesenangannya dan itu membuat Akhdan tidak nyaman. Rewelnya gak lama, karena setelah saya taruh di atas meja lagi, Akhdan menikmati aktifitasnya lagi.

Bunda, sekedar sharing, dari searching internet saya temukan artikel ini, silakan untuk disimak:

BUAH hati Anda kerap rewel bila keinginannya tak terpenuhi? Ini bukanlah gejala negatif. Justru inilah caranya menyampaikan keinginan.

Sikapi dengan bijak tanpa harus menuruti segala keinginannya. Zahra Salita anak perempuan usia 2,5 tahun, dia sehat dengan perkembangan normal untuk anak seusianya. Yang membedakan dengan teman seusianya adalah sikapnya yang agak rewel dan temperamen.

Bocah ini mudah sekali menangis, marah, dan teriak-teriak bila keinginannya yang tidak terpenuhi. Sang ayah cenderung menyikapinya dengan mengikuti kemauan buah hatinya.

Pertemuannya yang jarang dengan Zahra membuatnya memilih menurut saja apa maunya. Berbeda dengan sang bunda. Kesibukan yang melilitnya membuat ia sering tak sabar menghadapi sikap Zahra. Ujungnya bila sudah kesal, ia tak jarang mencubit buah hatinya.

"Kadang-kadang pusing juga kalau dengar Zahra terusterusan rewel, ya menangislah, ngerengek ini itulah, kadang kalau lagi gak bisa nahan emosi, saya cubit aja karena kesal. Tapi sesudahnya, tentu saja saya merasa menyesal," papar sang bunda, Lutfia Suyono (27).

Nah, sebenarnya bagaimana sikap yang bijak menghadapi anak yang rewel? Pakar emotional intelligence dari Radani Edutainment, Hanny Muchtar Darta, Certified EI, PSYCH-K, SET, mengatakan, anak memiliki lima area pada pertumbuhan anak, yaitu sehat, merasa nyaman, ceria, kuat, dan cerdas emosi maupun intelektualnya.

"Adalah dambaan semua orangtua yang menginginkan anaknya tumbuh sehat, merasa nyaman, ceria, kuat, dan cerdas emosi maupun intelektualnya," ujar Hanny yang juga menjabat sebagai ketua dari Radani Edutainment dan El Center, lembaga yang fokus usaha pada kegiatan yang menstimulasi kecerdasan dan kesehatan anak dan keluarga.

Hanny menuturkan, untuk perkembangan fisik sudah jelas hasilnya dari perkembangan berat badan, tinggi badan, kuat daya tahan dan lain-lainnya. Dan untuk ukuran kecerdasan, terutama intelektual juga mudah terlihat dan terasa perkembangannya. Namun, agar anak tumbuh di area yang tiga lagi, yaitu merasa nyaman, ceria, dan kuat biasanya agak banyak tantangannya karena belum banyak orangtua yang memahami pendekatan terbaik.

"Maklum, kan tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua," tandas ibu dua anak ini.

Nah biasanya, untuk anak rewel atau bahkan bisa juga sampai temper tantrum (suatu letupan amarah anak saat anak menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya). Karena ketiga area pertumbuhan lainnya tadi belum terstimulasi dengan baik, anak merasa tidak nyaman, jadi tidak ceria, tidak kuat mentalnya, dan belum cerdas secara emosional.

"Hal-hal tersebut terjadi karena belum adanya keseimbangan di antara lima area perkembangan dan pertumbuhan anak," ucap wanita yang mengambil pendidikan di Emotional Intelligence Six Seconds USA tahun 2004 dan 2005.

Tentunya orangtua sebagai orang terdekat yang mengasuh anak sebagai salah satu faktor penyebab yang bisa menyebabkan anak seperti itu. Karenanya, ketika anak rewel sampai terjadi temper tantrum, banyak orangtua mengeluh dan menangani anak dengan cara yang sama saja. Misalnya anak menangis, maka orangtua dengan mudahnya memberi apa saja yang diminta anak, atau bisa juga dengan ancaman atau ditakut-takuti karena orangtua merasa pendekatan tersebut sangat efektif.

"Ya benar sekali memang efektif, tetapi efektif hanya untuk jangka pendek. Biasanya kebiasaan itu akan berulang jika sumber utamanya belum ditangani dengan baik," tuturnya.

Masih dikatakan Hanny, anak rewel atau tantrum sebenarnya tidaklah mengkhawatirkan. Sikap rewel menunjukkan perkembangan normal bagi anak, dalam arti dia sudah mempunyai keinginan,tetapi dalam hal lain dia juga masih memiliki keterbatasan dalam hal berkomunikasi verbal. Nah, sebaiknya orangtua bersyukur ketika anaknya mempunyai keinginan, tetapi sulit menyampaikan dan setelah sulit untuk menyampaikan dengan baik, malah dimarahi juga.

"Jika anak tak mempunyai keinginan, yang ada adalah terhambatnya perkembangan anak. Bukankah lebih bagus anak mempunyai keinginan daripada tidak," kata pakar yang mengambil pendidikan di Psychology Kinnesiolgy (PSYCH-K) Anaheim California dan Miami-Florida tahun 2006 dan 2007.

Penyebab lainnya juga bisa karena orangtua yang selalu merasa khawatir, penuh ketakutan dan terlalu protektif sehingga apa yang dirasakan orangtua tersampaikan juga kepada anak sehingga anak merasa tidak nyaman. Hal lainnya juga mereka meniru perilaku orangtua yang mudah marah, mudah teriak, dan berbicara kasar.

"Yang terpenting, sebagai orangtua kita harus berusaha untuk menghindari agar kerewelan anak atau temper tantrum anak tidak menjadi kebiasaan atau digunakan sebagai alat agar keinginannya terpenuhi," sarannya.

http://www.dechacare.com/Agar-Anak-Tidak-Rewel-I663.html




Jumat, 10 Agustus 2012

Get Well

Sembuh dari demamnya...Akhdan (1Y3M) jadi meler, kasihan banget kalau malam hidungnya bampet. Saran teman ditetesi larutan garam, tapi belum saya coba, akhirnya kalau malam saat tidur disebelah Akhdan saya berikan satu mangkuk air panas yang saya tuangi minyak kayu putih. Agaknya berhasil. Kalau mampet banget saya ambil telon dan teteskan ke sapu tangan, terus diangin anginkan didepan hidungnya Akhdan. Jangan samapi menempel, karena mungkin untuk kulit bayi apalagi hidungnya, pasti akan terasa panas.

Akhdan sekarang lincah lagi, sepertinya dia demam karena mau tumbuh gigi hehe iya benar, waktu itu bunda lagi suapi Akhdan, waktu bilang aaaaaaaaa kelihatan gigi putih kecil dibagian bawah....hehe kirain nasi yang belum tertelan. Ternyata benar tambah satu gigi susu lagi.

Karena sekarang dah lincah sekali jalannya, orang serumah jadi punya aktifitas baru, ngikuti Akhdan jalan kemana saja. Di dalam rumah, semua ruangan disambangi. Di luar rumah, wah sudah gak bisa ditahan kalau jalan. Maunya main terus ke rumah tetangga. Jd seringnya kalau pulang selalu bawa jajan pemberian dari tetangga.

Rabu, 08 Agustus 2012

Demam pada Anak: Pengobatan Tradisional

"Aduh....Anakkku kok demam Ya! Gimana Nih....!!?

Seringkali kita merasa bingung dan panik apabila anak balita kita mengalami demam. Padahal pada saat itu kita belum bisa membawanya periksa ke dokter. Kita dapat mengobati anak balita kita secara alami terlebih dahulu. Bila memang demamnya belum turun juga baru kita bisa membawanya ke dokter.

Jeruk nipis merupakan buah yang mempunyai banyak khasiat. Salah satunya sabagai obat penurun panas atau demam pada anak balita. Untuk mengatasi demam pada balita ada cara yang mudah kita lakukan. Kita bisa membuat ramuan dari jeruk nipis, bawang merah, sedikit garam dengan campuran minyak kayu putih.

Adapun caranya sebagai berikut: Ambil saja 1 buah jeruk nipis kemudian iris menjadi potongan kecil-kecil. Campurkan irisan jeruk nipis tersebut dengan irisan bawang merah, sedikit garam dan beberapa tetes minyak kayu putih. Aduk dan remas-remaslah jadi satu lalu gosokkan secara merata keseluruh badan balita tersebut. Setelah itu selimutilah dengan kain yang hangat.

Dalam beberapa saat badannya akan berkeringat sehingga demamnyapun akan lenyap.

Cara yang lainnya:

Menggunakan daun jarak yang berfungsi sebagai kompres alami pada kening si kecil. Ambil 2 atau 3 lembar daun jarak, tempelkan pada kening si kecil, balut dengan topi wool. Biarkan sampai si kecil berkeringat. Jangan lupa keringat yang keluar selalu dilap sehingga kulit buah hati anda selalu kering. Selain daun jarak, bisa juga menggunakan daun pisang yang masih muda.

Minyak kelapa dicampur dengan bawang merah yang dibakar. Bakar 2 siung bawang merah, hilangkan kulit bawang merah yang gosong, cari bagian tengahnya saja. Remas- remas dengan bawang merah tersebut dalam minyak kelapa, cukup 5 ml saja. Urutkan campuran minyak ini di badan si kecil. Di punggung, bahu, perut, tangan dan kaki. Pijat – pijat sehingga si kecil berkeringat.

Membuat jamu dari daun belimbing atau bunga belimbing buluh. Jamu dari daun belimbing bisa dibuat dengan : mencuci bersih daun, kemudian tuangi air hangat – hangat kuku. Remas – remas hingga air berubah menjadi hijau. Isi sedikit garam dan kemudian saring. Berikan jamu ini langsung setelah selesai dibuat. Begitu juga jamu dari bunga belimbing buluh. Caranya : petik bunga belimbing, cuci bersih, rebus dengn air secukupnya, isi gula batu, kemudian saring. Tunggu hingga rebusan agak dingin, baru berikan pada si kecil. Jamu ini juga bisa digunakan untuk mengobati batuk.

Mengatasi Demam pada Anak

Sepulang dari mengajar bunda dapat kabar dari pengasuh kalau Akhdan (1Y/3M) badannya panas. Deg...saya coba untuk tenang. Saya ukur suhu tubuhnya menggunakan termometer digital. Ternyata berkisar 38 C. Kemudian saya kompres menggunakan air hangat. Karena masih hangat badannya dan tidak mau makan, serta agak rewel, saya minumkan parasetamol. Memang saya selalu sediakan parasetamol di rumah untuk jaga-jaga jika mendadak badan Akhdan panas.

Saya tidak langsung membawa Akhdan ke dokter karena kalau dibawa ke dokter pasti diberi obat. Akhdan susah sekali minum obat. Kemudian saya searching diinternet, dapat artikel ini. Jika demam anak lebih dari 3 hari sebaiknya dibawa ke dokter. Saya tunggu perkembangan Akhdan dulu sebelum saya konsultasikan ke dokter. Silakan simak artikelnya:

Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal. Temperatur normal tubuh berkisar antara 36-38 derajat celcius. Anak Anda mengalami demam apabila dengan pengukuran suhu temperatur :
• Termometer pada rektum atau anus melebihi 38 derajat celcius
• Termometer pada mulut melebihi 37,5 derajat celcius
• Termometer pada ketiak melebihi 37 derajat celcius

Apa Penyebab Demam?

Demam terjadi ketika "termostat" dalam tubuh meningkatkan temperatur tubuh di atas batas normal. Termostat ini berada di salah satu bagian otak yang disebut dengan hipotalamus. Hipotalamus akan mengatur temperatur tubuh yang sesuai dan akan mengirimkan sinyal ke tubuh untuk menjaga temperatur normal.

Terkadang hipotalamus akan "mengatur" temperatur tubuh menjadi lebih tinggi sebagai respon terhadap infeksi, penyakit, dan penyebab lainya. Para peneliti mengemukakan bahwa peningkatan temperatur tubuh merupakan cara tubuh untuk melawan kuman yang menyebabkan infeksi dan membuat tubuh sebagai tempat yang tidak nyaman bagi kuman tersebut.

Demam merupakan suatu gejala dan bukanlah penyakit. Demam dapat disebabkan karena infeksi, kondisi yang terlalu panas, imunisasi, dan penyebab lainnya.

Bagaimana mengukur suhu pada anak?
Mengukur suhu dengan menggunakan tangan pada dahi, pipi, atau perut anak bukanlah cara yang baik untuk mengukur demam. Anda sebaiknya mengukur peningkatan suhu pada anak menggunakan termometer untuk meyakinkan bahwa anak Anda terkena demam. Jenis termometer di antaranya adalah termometer raksa, termometer digital, dan termometer timpanik yang diletakkan pada telinga. Cara pengukuran termometer raksa di antaranya adalah :
• Untuk bayi dan balita:
Pengukuran terbaik menggunakan termometer yang diletakkan pada ketiak. Taruh ujung termometer pada pertengahan ketiak, pegang dengan satu tangan dan gunakan tangan yang lain untuk menahan lengan bayi agar tidak terbuka. Tahan termometer selama tiga hingga empat menit
• Usia lima tahun keatas:
Pengukuran terbaik adalah dengan menggunakan termometer yang diletakkan pada mulut. Apabila anak baru makan sesuatu yang dingin atau panas, tunggu 10 menit baru mengukur suhu. Baringkan anak Anda, taruh termometer di bawah lidahnya, beritahukan kepada anak Anda untuk menutup mulutnya namun jangan menggigit. Tahan termometer selama dua hingga tiga menit

Apakah anak sebaiknya dimandikan apabila demam?
Memandikan dengan menggunakan busa atau lap basah merupakan salah satu cara yang baik untuk menurunkan demam apabila anak muntah atau tidak dapat meminum obat penurun demam. Terkadang, mandi dan minum obat penurun demam dapat menurunkan demam dan membuat anak merasa lebih nyaman. Gunakan air hangat dan lap anak Anda dengan busa khusus atau lap mandi.

Bagaimana cara menangani demam pada anak ?
Tanpa obat :
• Bila anak Anda tetap makan, minum, dan bermain seperti biasa, kemungkinan dia tidak membutuhkan obat penurun panas.
• Pakaikan baju yang tipis atau pakaikan hanya pakaian dalam sehingga anak akan melepaskan panas lewat kulitnya.
• Kompres anak dengan menggunakan air hangat pada dahi, leher, ketiak, dada. Jangan biarkan kompres mengering di badan anak, angkat kompres ketika setengah kering, celup kembali di air hangat, peras, letakkan di badan anak.
• Jangan menggunakan alkohol sebagai kompres anak. Alkohol dapat menyebabkan kehilangan panas terlalu cepat sehingga menyebabkan intoksikasi atau keracunan alkohol.
• Tutupi anak dengan selimut tipis apabila anak kedinginan atau menggigil.
• Istirahatkan anak Anda karena aktivitas dapat meningkatkan demam.
• Berikan anak cairan ekstra berupa air, jus, atau susu. Apabila anak tidak mau minum, berikan anak cairan apapun yang dia inginkan.

Dengan obat :
• Obat dapat membantu anak untuk merasa lebih baik namun tidak menghentikan demam.
• Berikan Parasetamol setiap empat jam sekali atau enam kali sehari.
• Bacalah labelnya dan ikuti petunjuk yang ada sesuai dengan umur dan berat badan anak.
• Diskusikan dengan dokter sebelum memberikan Ibuprofen.
• Jangan berikan Aspirin pada anak di bawah 16 tahun karena dapat menyebabkan penyakit yang serius seperti Sindrom Reye’s yang dapat mengakibatkan kerusakan otak dan hati.

Kapan sebaiknya ke dokter?
• Hubungi dokter apabila bayi Anda demam dengan temperatur rektal lebih tinggi dari 38 derajat celcius, dan berusia di bawah tiga bulan
• Hubungi dokter apabila temperatur anak pada usia tiga bulan hingga tiga tahun mencapai suhu 39 derajat celcius atau lebih.
• Hubungi dokter apabila anak demam dan hilang nafsu makan, sakit kepala, muntah atau nyeri perut, menangis melebihi biasa, mengalami nyeri pada tenggorokan, sulit bernapas, nyeri pada telinga, dan nyeri ketika berkemih

Demam biasa tidak akan berlangsung lebih dari tiga hari. Hubungi dokter bila temperatur anak tidak turun setelah tiga hari dan telah dilakukan semua tindakan di atas.


http://kesehatan.liputan6.com/read/243323/undefined

Kamis, 02 Agustus 2012

FOTO FOTO TERBARU AKHDAN

1. Bersama mas Ovy, Akhdan (1Y3M) akan tampak dewasanya jika lagi bermain dengan anak-anak yang lebih tua darinya

2.Pagi hari di lapangan volly ball di Kebongembong



3.Mringis ketika mau minta es krim



4. Akhirnya dapat juga eskrimnya....nyamy


5. Suka bersih-bersih....lap lap lantai...yuuuuk


6.Action...Akhdan sadar kamera ya, lg maem jagung trus difoto....senyum dulu ahh...action


Kamis, 26 Juli 2012

Parasetamol vs Ibuprofen


Beberapa waktu yang lalu ketika saya bermaksud membeli obat penurun panas untuk anak yang mengandung paracetamol di apotek, saya di tawarkan obat yang mengandung ibuprofen (infant ibuprofen) yang dikatakan Asisten Apoteker lebih baik dari pada paracetamol, disatu sisi saya tidak menyalahkan AA tersebut karena ada benarnya tapi yang sangat berbahaya jika tanpa tau sakit dan umur si anak langsung di tawarkan ibuprofen ini sangat berbahaya contohnya: jika ibuprofen di berikan pada penderita kasus demam berdarah (DHF/Dengue Haemoragic Fever) bisa berakibat fatal karena :

1. ibuprofen dapat menyebabkan perdarahan pada lambung dan
2. Ibuprofen dapat mengganggu proses pembekuan darah, sedangkan pada penderita demam berdarah, akan mengalami berkurangnya kemampuan pembekuan darah.

Ibuprofen termasuk kedalam golongan obat anti inflamasi non-steroid.

Ibuprofen bekerja untuk mengurangi rasa sakit, meredakan inflamasi (peradangan) dan demam. Seperti halnya paracetamol, ibuprofen juga dapat dibeli tanpa memerlukan resep dokter. Walaupun infant ibuprofen memang dikhususkan untuk bayi, tetapi obat ini tidak diberikan untuk bayi dibawah 6 bulan atau untuk bayi dengan berat badan kurang dari 7 kg. Dosisnya disesuaikan dengan umur bayi, akan tetapi lebih efektif jika mengukur dosisnya berdasarkan berat badan bayi (10 mg ibuprofen per kilogram berat badan).
Pada prinsipnya, ibuprofen dapat digunakan sebagai pengganti paracetamol, tetapi sebaiknya ikuti dengan seksama instruksi yang tertera pada label kemasan. Generally speaking, ibuprofen digunakan untuk demam yang “membandel” atau suhu tinggi (40oC) disertai dengan peradangan. Pemberian obat ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali dalam 24 jam, tergantung dari usia bayi. Obat ini tidak cocok untuk anak yang mengidap asma. Meskipun sedikit, obat ini juga memiliki efek samping berupa gangguan/iritasi pada lambung (paracetamol tidak memiliki efek ini). Oleh sebab itu, jika anak Anda memiliki lambung yang sensitif sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini. Jika gejala penyakit tidak berkurang setelah 72 jam, segera kunjungi dokter.
catatan : Untuk penurun panas (antipiretik) pada anak yang direkomendasikan oleh WHO sejak thn 1997 hingga kini adalah Paracetamol. Karena Paracetamol relatif lebih aman dibandingkan
dengan obat antipiretik yang lain utk anak.

Untuk aspirin atau asam asetil salisilat / asetil salisilat acid sekarang sudah ditinggalkan
penggunaannya sebagai antipiretik pada anak, karena mempunyai efek samping dapat menimbulkan Sindroma Reye (Reye’s Syndrome) pada anak yang dapat berakibat
fatal. Note : Ibuprofen sendiri tidak menyebabkan Reye’s Syndrome.

Sedangkan Paracetamol sendiri bukannya tidak mempunyai efek samping, loh. Efek sampingnya adalah hepatotoksik, atau terganggunya fungsi hati/hepar/liver…. Tetapi jika dalam dosis terapi masih aman.

Hepatotoksik dapat timbul jika :
1. Dosis harian (dosis yang diminum dalam satu hari) melebihi 8 gram (=16 tablet Paracetamol, 1tab Paracetamol biasanya 500mg atau jika menggunakan Paracetamol syrup = 32 sendok takar 5 ml dalam sehari) Note : pada anak dosis harian Paracetamol sirup = 3 -
4 x 250 mg atau 3 – 4 x sendok takar 5ml.

2. Penggunaannya dalam jangka waktu lama, biasanya lebih dari 14 hari.

Jadi jika Paracetamol digunakan pada anak dalam dosis 3-4 X 250 mg per hari atau sampai 3-4 X 500 mg per hari pada dewasa, selama 3 – 7 hari, masih aman dan jauh dari kemungkinan timbulnya hepatotoksik tadi.

http://ifrsudcurup.wordpress.com/2010/09/14/untuk-demam-anak-parasetamol-atau-ibuprofen/

Rabu, 25 Juli 2012

Always be careful

Akhdan (1Y2M) sedang senang-senangnya jalan kaki mengelilingi rumah, saya sudah berusaha untuk selalu mengawasi dan menjaganya, namun sayang sekali kemarin sempat terjatuh dengan kepala terkantuk lantai. Astaghfirullah sedih sekali saya mengenangnya. Sempat menangis histeris beberapa menit, sebagai ibu saya sangat merasa bersalah sekali, kenapa saya lalai. Tapi dari nasihat teman yang mencoba untuk menenangkan kegalauan saya, bismillah insya Allah Akhdan baik-baik saja.

Paginya saya cari artikel di internet tentang topik tersebut, ketemu laman ini, silakan disimak:

JIKA ANAK TERJATUH
Jatuh adalah satu kejadian yang sering terjadi pada anak baik di dalam maupun di luar rumah. Orangtua tentunya sangat khawatir akan akibat yang terjadi, banyak pertanyaan yang timbul pada saat orangtua mengetahui anaknya jatuh, terutama bila kepla terbentur lantai. Beberapa pertanyaan yang timbul adalah: apa yang harus orangtua lakukan, haruskah segera dibawa ke Rumah Sakit. apakah perlu di lakukan pemeriksaan CT Scan kepala, apa yang harus diperhatikan setelah jatuh, apakah akan berpengaruh di kemudian hari, bagaimanakah mencegah anak jatuh?


Trauma kepala dengan luka di sekitar kepala, tidak selalu menimbulkan kegawatan. Sebaliknya benjolan di daerah samping kepala akibat jatuh ternyata dapat menimbulkan kegawatan. Oleh karenanya, diperlukan pengetahuan yang benar tentang trauma kepala ringan. Menurut American Academy of Pediatrics (1999) trauma kepala ringan didefinisikan sebagai trauma kepala dengan status mental dan neurologis pada pemeriksaan awal normal, dan tidak adanya fraktur tulang kepala pada pemeriksaan fisis. Pada keadaan ini dapat disertai kehilangan kesadaran < 1 menit, kejang singkat setelah trauma, muntah, sakit kepala dan lesu.


Problem anak jatuh

Tidak semua orangtua mengetahui apa yang harus dilakukan saat melihat anaknya jatuh. Sebenarnya informasi yang perlu diketahui tentang anak jatuh adalah:
Posisi anak jatuh, bagian yang terbentur lantai: muka, kepala, atau bagian tubuh lainnya
Apakah anak pingsan, berapa lama – Adakah benjolan di daerah kepala
Adakah patah tulang: leher, bahu, lengan, atau tungkai
Adakah sakit kepala atau muntah

Untuk mengetahui akibat jatuh, orangtua seharusnya perlu melakukan pemeriksaan:
Yakinkan apakah anak sadar atau tidak: panggil namanya, goyangkan badannya.
Rabalah seluruh bagian kepalanya dengan sedikit penekanan, sehingga memastikan adakah benjolan (hematom), nyeri, atau “dekok” (fraktur kompresi) di kepala.
Bila ubun-ubun belum menutup, rabalah ubun-ubun apakah membonjol atau tidak. Ubun-ubun membonjol tanda adanya peningkatan tekanan dalam otak, dapat terjadi karena edema otak atau perdarahan.
Gerakkan kepala, dan tangan kakinya untuk memastikan tidak ada patah tulang leher, bahu, tulang belakang atau ekstremitas.
Perhatikan dengan teliti: mata, kelopak mata, raut wajah atau senyumnya adakah perubahan?.
Pastikan penglihatannya tidak terganggu.

Pada anak jatuh terutama dengan kepala terbentur lantai, beberapa keadaan darurat dapat terjadi:
Anak tidak sadar, dapat disebabkan perdarahan dalam rongga kepala (perdarahan epidural, subdural), atau akibat pembengkakan (edema) otak, terkenanya pusat kesadaran saat kepala terbentur.
Benjolan (hematom) di kepala terutama bila terdapat di daerah samping kepala (temporal), karena fraktur/retak tulang di daerah tersebut dapat merobek pembuluh darah di dinding tulang kepala.
Terbenturnya kepala bagian belakang (oksipital) dengan keras dapat menyebabkan pembengkakan otak sehingga penglihatan menjadi terganggu atau buta dalam beberapa hari.
Terbenturnya bagian depan kepala (frontal) dapat menyebabkan hematom di pelipis awalnya. Kadang hematom ini akan turun sehingga kedua kelopak mata atas menjadi bengkak.
Kekakuan di leher dapat disebabkan perdarahan subdural yang pada pemeriksaan funduskopi didapatkan papil edema atau perdarahan subhialoid.
Keluar cairan atau darah dari hidung dan lubang telinga.

Bawalah segera anak ke rumah sakit bila didapatkan kelainan di atas. Tetapi bila tidak, anak dapat diobsevasi di rumah. Pengawasan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan setiap 2 -3 jam perhari sampai 3 hari setelah anak jatuh. Selama observasi anak tidak diberikan obat muntah, karena dapat menghilangkan gejala muntah yang bertambah.

Bawalah anak segera ke rumah sakit bila selama observasi didapatkan:
Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.
Anak menjadi delirium, bingung, dan iritabel.
Kejang/kelumpuhan pada wajah atau ekstremitas.
Sakit kepala atau muntah yang menetap atau semakin bertambah.
Adanya kekakuan di leher.
Timbul benjolan di kepala terutama pada daerah samping kepala (temporal).

Di rumah sakit perlu dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala untuk melihat adakah fraktur tulang kepala atau perdarahan otak. Rontgen kepala saat ini tidak dianjurkan lagi. Pemeriksaan kepala dilakukan atas indikasi bila dicurigai adanya perdarahan otak dan tidak harus segera setelah jatuh. Ini disebabkan perdarahan otak dapat berlangsung sedikit demi sedikit. Anak yang mengalami perdarahan otak ringan umumnya tidak akan mengalami gangguan perkembangan di kemudian hari.

Pencegahan

Pencegahan sebaiknya dilakukan untuk menghindari anak jatuh atau terbentur kepalanya. Pencegahan dapat dilakukan:
Pada bayi <6 bulan, apabila sudah dapat berguling, taruhlah kasur di samping tempat tidur.
Bila bayi sudah dapat berdiri berikan pelindung di tempat tidurnya.
Bila anak sudah dapat berlari awasi dengan ketat, jangan sampai menarik taplak meja atau pintu rak lemari.
Hindari pemakaian baby walker tanpa pengawasan.
Jangan biarkan air seni berserakan di lantai.
Kakak jangan nakal terhadap adik, misalnya: main dorong dorongan

Kesimpulan

Dari uraian di atas, beberapa hal penting pada kedaruratan anak jatuh terutama bila kepala terbentur lantai:
Lakukan tindakan pencegahan anak agar tidak jatuh.
Periksalah dengan teliti bila anak jatuh, terutama bila kepala terbentur lantai.
Observasi klinis anak jatuh di lakukan selama 3 hari setelah anak jatuh.
Bawalah ke rumah sakit bila dicurigai adanya perdarahan otak.
Pemeriksaan CT Scan kepala dilakukan sesuai indikasi, tidak selalu dilakukan segera setelah anak jatuh.

Daftar Pustaka
AAP. Pediatrics 1999;104:1407- 15.
Palchak MJ. Am Emerg Med 2003;42:492- 506.

http://muslimpinang.wordpress.com/2008/02/22/trauma-kepala-ringan-anak-jatuh/

Senin, 23 Juli 2012

Kekuatan Pikiran Seorang Ibu


Pernah dengar kalimat-kalimat seperti ini :
“Anakku belum bisa…”
“Belum waktunya deh…”
“Anak kecil, mana mengerti…”
“Ga mungkin bisa deh…”
“Tidak punya uang…”
“Kasihan, masih kecil…”

… dan kalimat lain yang senada?

STOP!!! Hindari kata-kata seperti ini, jika Bunda ingin membesarkan seorang anak yang berkarakter kuat dan cerdas dalam berbagai hal.

Kenapa? Karena, berapa pun usia si kecil, dia mampu menyerap apa pun…. Apa pun,Bunda. Mungkin tidak bisa langsung dicernanya saat itu juga mengingat usianya, tapi semua yang diserapnya sejak usia 0 tahun tersebut tetap tersimpan dalam otak dan ingatannya, sampai saatnya tepat untuk dicerna dan dimengertinya.

Percaya dan yakini bahwa Bunda sudah melahirkan seorang anak yang cerdas dan siap menantang dunia… hal ini bisa membantu Bunda untuk memberinya informasi apa pun yang Bunda yakini berguna buat si kecil, sekarang atau pun nanti, saat ini juga. Mendorong si kecil untuk berani mencoba hal-hal baru dengan penuh percaya diri. Memberinya motivasi untuk memiliki impian dan keinginan, serta mengajarinya cara untuk mencapainya. Mengajarkannya kata-kata, hal-hal dan pikiran positif saja agar si kecil mampu melihat setiap kesempatan dan peluang serta memanfaatkannya dalam hidupnya.

Saya sangat meyakini kekuatan pikiran dan kata-kata seorang Ibu sangat manjur, jadi berpikir dan berkata-katalah dengan hal-hal baik,Bunda… Berhati-hatilah dengan pikiran dan kata-kata Bunda pada si kecil ya…

ruang-anak.blogspot.com

Tindakan Orang tua saat sang Anak Jatuh


Orang tua yang memukul lantai
untuk menenangkan anaknya yang jatuh,
atau memukul meja saat sang anak terantuk,
sesungguhnya sedang mendidik anaknya
untuk menyalahkan orang lain, keadaan,
dan apa pun di luar dirinya jika dia mengalami kesulitan.

Sebaiknya kita menolong dan berbicara
dengan kasih sayang bahwa dia harus berhati-hati,
sehingga dia belajar untuk bertanggung-jawab
bagi kebaikannya sendiri.

Mario Teguh

Ini pernyataan yang perlu dipahami oleh banyak orang tua. Biasanya secara refleks orang tua atau nenek-kakeknya akan melakukan ini untuk menenangkan si anak. Refleks yang ternyata bisa secara langsung atau tidak, bisa berdampak panjang ya...

Anak, di usia batita/ balita atau sedikit lebih besar lagi, jatuh itu biasa... apalagi saat baru mulai belajar berjalan dan berlari karena koordinasi geraknya belum stabil. Reaksi orang tualah yang penting.... dramatis dan menyalahkan benda/keadaan lain ATAU bersikap tenang dan menyemangati si buah hati untuk kembali bangkit dan berpesan untuk lebih berani serta hati-hati dalam melangkah.

Sikap tenang dan menyemangati juga bisa berdampak pada kepercayaan diri si kecil serta keberaniannya untuk selalu bangkit dari jatuhnya, juga di setiap kesulitannya di masa depan.

Kepercayaan diri, sikap bertanggung jawab dan mau menerima konsekuensi dari pilihannya adalah hal -hal positif yang bisa ditanamkan pada anak sejak usia sangat dini. Di mulai dari hal sepele sejak si kecil mulai belajar berjalan atau lebih muda lagi.... Percayalah bahwa anak kita adalah anak yang paling luar biasa dan paling hebat sedunia.... Salam Super...

KAKI KECIL AKHDAN DAH BISA MELANGKAH


Saat bayi baru belajar berjalan pasti akan sering jatuh, karena koordinasi kakinya yang belum sempurna, tapi akan segera membaik dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia serta usaha si kecil untuk selalu bangkit berdiri dan mencoba lagi. Itu sudah menjadi naluri alami ya, Bunda? Yang juga menjadi naluri Bunda untuk segera lari menghampiri si kecil saat jatuh sebagai bentuk perlindungan seorang ibu. Setiap kali si kecil jatuh, biasanya para ibu akan berteriak kaget dan segera mendekat untuk menolong, ini memang naluri ibu yang bisa dipahami.

Saya tidak lakukan hal seperti itu pada Akhdan. Bisa dipastikan, bukan karena kurangnya naluri sebagai ibu ya…. :). Tapi lebih karena Saya anggap jatuh saat belajar berjalan itu adalah hal yang wajar dan memang pasti harus dilewati semua manusia di awal hidupnya. Saat jatuh, si kecil akan menangis. Pertama, karena kaget dan sakit. Kedua, karena ingin perhatian dan ditolong. Ini pun naluri yang wajar pada si kecil. Justru di sinilah titik awal Bunda jika ingin menanamkan rasa percaya diri dan keberanian pada si kecil, yaitu dengan tidak segera lari menolongnya setiap kali si kecil jatuh, demi masa depannya.

Saat Akhdan belajar berjalan dan jatuh, Saya cukup pastikan tidak ada bagian wajah atau kepalanya yang terbentur dan dia jatuh dalam posisi yang tidak membahayakan. Saya berjongkok, bertepuk tangan dan menyemangatinya untuk bangkit lagi. Satu dua kali Akhdan menangis, itu hal wajar dan tidak membuat Saya bersegera menolongnya. Saya memberinya waktu untuk bangkit sendiri, lalu mendekati serta memeluknya dengan kata2 menenangkan dan menyemangatinya. Ini detik2 penting membuat Akhdan mengerti bahwa Saya ada didekatnya, namun dia bisa berdiri dan mencoba lagi berjalan sendiri..

Tidak mudah bagi seorang ibu melihat putra tunggalnya jatuh dan pasti sakit, tapi Saya pikir ini cara paling sederhana dan paling dini untuk melatih Akhdan percaya pada kemampuannya sendiri dalam mengatasi kesulitan dan rasa sakit yang menyertai kesulitan tersebut.

Berjalan penuh Percaya Diri

Semoga tidak banyak kesulitan yang tidak bisa diatasinya di seluruh masa hidupnya kelak dan semoga Saya bisa cukup lama mendampingi serta memberinya semangat untuk selalu kembali bangkit dari setiap kesulitan. Ya Allah Yang Maha Pengasih…. Lindungilah putraku…. Amiiinnn

HISYAM = PEMURAH


ARTI NAMA AKHDAN
Akhdan Rafif Hisyam (1Y2M), di usia yang bertambah ini bertambah pula kepintarannya.  Sekarang bunda akan bahas dari segi nama Akhdan “Hisyam”. Sudah nampak dari dini, sepertinya kelak Akhdan akan jadi seseorang yang pemurah. Senang berbagi dengan sesamanya. Itu nampak dari kebiasaan Akhdan kalau lagi maem. Bunda harus siapkan dua sendok. Satu untuk Akhdan dan satu untuk bunda, buat apa ya?

Akhdan susah maemnya kalau maem sendiri. Bisa-bisa mogok ditengah-tengah suapan, atau bahkan pakai aksi tutup mulut geleng kepala...dan bilang rak/ mak (tidak). Solusinya ketika suapin Akhdan bunda harus beri kesempatan Akhdan untuk suapin bundanya juga, bisa dibayangin kan? Hehe iya..kita jadi suap suapan! Sementara bulan puasa ini, bunda pura-pura maem aja, ngunyah-ngunyah gitu nyam nyam nyam biar Akhdan juga mau mengunyah makanannya

Satu sendok untuk Akhdan, hmmm lezat...nanti Akhdan akan gantian bilang aaaaaa....aaaemmmm sambil nyodorkan sendok kemulut bundanya. Yang paling gemesin kalau lagi maem ada ayam lewat. Piyek..piyek aaaaaa...aaaaeeemmm, spontanitas Akhdan keluarin makanan dari dalam mulut untuk dibagi dengan ayam-ayamnya....aaaa....aaeeemmm (niru bundanya kalau lagi nyuapi)

Yang lainnya jika Akhdan sedang bawa roti dan tantenya bilang aem...spontanitas Akhdan ambilkan secuil untuk disuapkan ke tantenya. Asiknya makan bareng Akhdan. Resikonya pakaian bisa jadi basah, lantai bisa kotor semua. Hmm gak akan belajar jika gak kotor ya sayang. 

Selasa, 17 Juli 2012

FLU PADA BAYI

OBAT FLU UNTUK BAYI

Kalau bayi ASI eksklusif terserang flu, apakah tetap tak perlu minum obat?

Bayi yang mendapat ASI saja hingga 6 bulan, tanpa tambahan asupan apa pun, terbukti lebih jarang terserang flu dan penyakit infeksi lain. ASI, seperti diketahui, mengandung zat-zat kekebalan tubuh (imunoglobulin) yang tidak terdapat pada susu formula. Namun begitu, bukan tidak mungkin bayi ASI pun terpapar influenza. Mengapa demikian? “Daya tahan tubuh yang rentan menyebabkan bayi mudah tertular batuk-pilek. Terutama dari orang-orang di sekitarnya yang sedang sakit flu. Jadi bukan karena ASI-nya yang tidak mujarab lo. Bisa dibayangkan bayi yang mendapat ASI eksklusif saja berpeluang terkena flu, apalagi bayi yang tidak ASI,” jawab Dr. Attila Dewanti, Sp.A.

Yang perlu diketahui, flu pada bayi tidak jauh berbeda dengan flu pada orang dewasa. Bayi akan mengalami gejala-gejala seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, kadang disertai demam juga kemerahan di sekitar hidung dan mata. Si kecil jadi acap rewel dan susah tidur. Wajar bila orangtua jadi khawatir. Namun Attila tidak menyarankan kita untuk buru-buru memberinya obat-obatan yang membuat pemberian ASI jadi tidak eksklusif lagi.

Persoalannya, kalau tidak minum obat apakah flu pada bayi bisa sembuh sendiri? Bisa, kok, karena penyebab penyakit flu adalah virus yang umumnya akan mereda dalam waktu 4-7 hari. Hingga saat ini pun sebenarnya belum ada obat mujarab untuk membunuh virus. Obat flu yang ada hanya sekadar untuk meringankan gejala-gejalanya saja, seperti obat penurun demam, pelega hidung tersumbat, dan pengencer lendir.

Jadi memungkinkan sekali menyembuhkan flu bayi tanpa obatan-obatan. Caranya? Inilah kiat-kiatnya:

Meningkatkan imunitas
Dengan imunitas yang baik, bayi akan mampu membunuh virus yang menyerangnya. Saat ia terpapar flu, gempur penyakit itu dengan terus memberikan ASI. Malah kalau memungkinkan frekuensinya dipersering. Jangan lupa tingkatkan kualitas dan kuantitas ASI ibu dengan mengonsumsi makanan dan minuman kaya vitamin.

Perbanyak asupan cairan
Untuk bayi di bawah 6 bulan, cairan hanya berupa ASI. Asupan cairan baik untuk mengontrol panas tubuh bayi, menghindarkan dirinya dari bahaya dehidrasi dan menjaga kondisi bayi agar tidak lebih parah.

Mengeluarkan lendir
Ingus (bila keluar dari hidung) atau dahak (dari tenggorokan) bukanlah penyakit. Justru lendir tersebut adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan virus flu yang sedang menyerang. Bayi yang mengalami kesulitan mengeluarkan ingus mesti dibantu dengan menyedotnya agar tidak menghambat saluran pernapasannya (untuk caranya lihat boks).

Jika lendirnya kering dan hidung bayi tersumbat, cukup berikan obat tetes NaCL fisiologis 0.9% (20 ml) untuk melembapkan saluran pernapasannya. Teteskan paling tidak 3 kali sehari. Lendir yang lebih encer akan lebih mudah dikeluarkan lewat bersin, ingus di hidung, batuk, atau masuk ke dalam pencernaan bayi.

Buat ruangan menjadi hangat
Ciptakan ruangan sehangat mungkin. Hindari udara yang terlalu kering. Jadi sebaiknya perhatikan pemakaian AC. Hawa kering dan dingin yang ditimbulkan penyejuk rungan bisa membuat lendir bayi mengering yang semakin membuatnya sulit bernapas.

Ciptakan rasa nyaman dan aman
Flu membuat bayi cenderung rewel. Untuk itu beri dia rasa nyaman. Masing-masing ibu biasanya memiliki cara tersendiri untuk itu. Namun perlu diketahui, menggendong dengan teknik kontak kulit ke kulit (bayi didekap di dada ibu) baik untuk menetralisasi panas tubuh si kecil. Menjemur bayi antara pukul 07.00-08.00 pun membantu mengatasi flu.

Lakukan fisioterapi
Bila dengan berbagai cara, flu yang diderita si kecil belum juga membaik dalam beberapa hari, pertimbangkan untuk melakukan inhalasi dengan membawa bayi ke klinik fisioterapi. Dengan fisioterapi lendir yang ada di saluran pernapasan anak juga akan luluh dan terbuang lewat feses.


OBAT FLU BAYI TIDAK ASI


Sebenarnya treatment untuk bayi tidak ASI yang sedang menderita flu tidak jauh berbeda. Tak perlu tergesa-gesa memberinya obat dan lakukanlah hal-hal di atas tadi. Cukup dengan asupan susu formula yang lebih banyak dan air putih. Bagi bayi 6 bulan ke atas (yang sudah mendapatkan makanan padat), buah segar dan sup/air kaldu akan membantu mengatasi hidung mampatnya.

Namun, bila flu dirasa begitu mengganggu (bayi terus-menerus menangis, demam tidak turun, sulit tidur), obat-obatan mulai bisa dipertimbangkan. Ini agar flu tidak sampai mengganggu kenyamanannya. Inilah beberapa obat yang dapat digunakan untuk meringankan flu pada bayi:
Obat-obatan golongan antihistamin untuk mengurangi produk lendir sehingga napasnya menjadi lega kembali.
Obat penurun panas (ada yang mengandung asetamenofen/parasetamol atau ibuprofen) konsultasikan pada dokter anak Anda. Bila demamnya tinggi kombinasikan dengan kompres.
Obat pereda batuk (bila ada gejala batuk yang parah). Batuk berdahak bisa juga diatasi dengan inhalasi.
Suplemen vitamin diberikan agar pemulihan kondisi si kecil bisa lebih cepat. Bila nafsu makannya menurun, akan diberikan juga vitamin penambah nafsu makan bagi bayi yang sudah mendapat makanan pendamping ASI.
Hindari pemberian antibiotik karena antibiotik bukanlah obat untuk flu.

MEMBUANG INGUS

Menyedot ingus bisa dilakukan dengan mulut ibu. Namun, cara ini bukan tidak mengandung risiko. Mulut manusia, terutama bila dalam keadaan sakit, merupakan sarang kuman. Bagi orang dewasa, kuman-kuman tersebut mungkin tidak menimbulkan masalah besar. Namun bagi bayi, kuman tetaplah benda asing yang bisa membahayakan kesehatannya. Bagi bayi yang lemah, kuman di mulut ibu bisa menjadi sumber penyakit lain. Flu biasa justru bisa makin parah.

Alat sedot lendir yang banyak dijual di pasaran juga tidak bisa dikatakan aman 100%. Cara penggunaannya yang harus dimasukkan ke hidung bayi dapat mengiritasi. Lendirnya pun tidak dapat tersedot banyak. Apalagi menyedot ingus bayi dengan alat sedot mesin, cara ini tidak dianjurkan karena kelewat agresif.

Yang terbaik, lap saja hidung bayi yang beringus dengan cara menekan lembut dengan sapu tangan atau tisu bersih. Tekanan ini membantu mengeluarkan lendirnya di hidung. Untuk membersihkan bekas lendir yang sudah mengering di sekitar lubang hidung bayi, gunakan cotton bud yang sudah dibasahi. Jangan memasukkan cotton bud terlalu dalam.


KAPAN MENGHUBUNGI DOKTER
Jika anak demam
Bayi <>
Bayi 3-6 bulan dengan suhu tubuh 38,5°C
Bayi > 6 bulan dengan suhu tubuh 38,5-39°C
Demam sudah berlangsung 72 jam
Susah minum atau tidak mau minum (dikhawatirkan akan dehidrasi)
Rewel/menangis terus-menerus atau tidak dapat ditenangkan
Tidur terus-menerus, lemas dan sulit dibangunkan (lethargic)
Kejang atau kaku kuduk leher
Sesak napas
Muntah
Diare terus-menerus

Selesma
Demam lebih dari 72 jam
Batuk lebih dari satu minggu. Atau batuk hebat dengan muntah- muntah.
Rewel
Tidur terus-menerus
Sesak napas atau tampak kebiruan sekitar bibir dan mulut.
Jarang buang air kecil atau tidak mau minum.
Dahak ada darahnya.
Ingus hijau kental lebih dari 2 minggu.
Batuk
Mengalami kesulitan bernapas (ditandai dengan bernapas sekuat tenaga; tampak otot-otot di sela-sela iga tertarik ke dalam.
Bayi berusia <>
Batuk-batuk yang membuat bayi sampai sulit bernapas
Ada darah pada dahak (kecuali bila anak baru saja mengalami mimisan, maka biasanya darah di dahaknya tidak perlu dikhawatirkan)

IBU YANG MINUM OBAT?

Salah besar bila ada anggapan, untuk menyembuhkan flu yang diderita bayi, cukup ibu (menyusui) saja yang minum obatnya. Toh, nanti obat itu akan masuk ke tubuh bayi melalui ASI. Ini jelas tidak benar. Berbeda kalau ibu menyusui yang terkena flu, tentu boleh minum obat. Tapi obatnya mesti yang aman bagi ibu menyusui. Untuk itu konsultasikan sebelumnya dengan dokter.


Semoga Bermanfaat


Sumber: http://www.tabloid-nakita.com

Hati-hati dengan Antibiotik

Salah satu artikel yang sepertinya patut kita baca, untuk direnungkan, bahwa untuk putra-putri tercinta kita yang sakit, sebaiknya kita memberikan pengobatan yang rasional. Artikel yang saya kutip dari cerita dr. Agnes:

Di Mana Salahnya?

Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku ...tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu.

Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya.


"Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection." kata dokter tua itu.

"Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu?" batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal.

"Obat penurun panas Dok?" tanyaku lagi.

"Actually that is not necessary if the fever below 40 C."

Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah. Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas.

Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.

"Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok," kataku.

Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. "Apakah dia sudah minum suatu obat?"

Aku mengangguk. "Ibuprofen syrup Dok," jawabku.

Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel, "Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja."

Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang.

Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku."Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!" Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku.

"Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu!"

Suamiku menimpali, "Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya?"

Aku menarik napas panjang. "Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya?"

Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling keliling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, lalu dua hari pergi ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas beberapa hari berdiam di Berlin dan Swiss, kemudian waktu habis. Tibalah saatnya pulang lagi ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama saja. Masih banyak sekali negara dan kota-kota di Eropa yang belum disambanginya. Dan itu lah yang terjadi pada kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah kadang-kadang apa yang sudah kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng seperti dokter-dokter senior, akhirnya kami pun sering mengintip resep ajian senior!

Setelah Malik sembuh, beberapa minggu kemudian, Lala, putri pertamaku ikut-ikutan sakit. Suara Srat..srut..srat srut dari hidungnya bersahut-sahutan. Sesekali wajahnya memerah gelap dan bola matanya seperti mau copot saat batuknya menggila. Kadang hingga bermenit-menit batuknya tak berhenti. Sesak rasanya dadaku setiap kali mendengarnya batuk. Suara uhuk-uhuk itu baru reda jika ia memuntahkan semua isi perut dan kerongkongannya. Duuh Gustiiii…kenapa tidak Kau pindahkan saja rasa sakitnya padaku Nyerii rasanya hatiku melihat rautnya yang seperti itu. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia pada putriku. Tapi batuknya tak kunjung hilang dan ingusnya masih meler saja. Lima hari kemudian, Lala pun segera kubawa ke huisart. Dan lagi-lagi dokter itu mengecewakan aku.

"Just drink a lot," katanya ringan.

Aduuuh Dook! Tapi anakku tuh matanya sampai kayak mata sapi melotot kalau batuk, batinku kesal. "Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?" tanyaku tak puas.

"This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik," jawabnya lagi.

Ggrh…gregetan deh rasanya. Lalu ngapain dong aku ke dokter, kalo tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq! omelku dalam hati. "Lalu Dok, buat batuknya gimana Dok? Batuknya tuh betul-betul terus-terusan," kataku ngeyel.

Dengan santai si dokter pun menjawab, "Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak koq."

Hmm…lumayan lah… kali ini aku pulang dari dokter bisa membawa obat, walau itu pun harus dengan perjuangan ngeyel setengah mati dan walau ternyata isi obat Thyme itu hanya berisi ekstrak daun thyme dan madu.

"Kenapa sih negara ini, katanya negara maju, tapi koq dokternya kayak begini." Aku masih saja sering mengomel soal huisart kami kepada suamiku. Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Jadi yang ada di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia. Di Indonesia, anak-anakku punya langganan beberapa dokter spesialis anak. Dokter-dokter ini pernah menjadi dosenku ketika aku kuliah. Maklum, walaupun aku lulusan fakultas kedokteran, tapi aku malah tidak pede mengobati anakanakku sendiri. Dan walaupun anak-anakku hanya menderita penyakit sehari-hari yang umum terjadi pada anak seperti demam, batuk pilek, mencret, aku tetap membawa mereka ke dokter anak. Meski baru sehari, dua atau tiga hari mereka sakit, buru-buru mereka kubawa ke dokter. Tak pernah aku pulang tanpa obat. Dan tentu saja obat dewa itu, sang antibiotik, selalu ada dalam kantong plastik obatku.

Tak lama berselang putriku memang sembuh. Tapi sebulan kemudian ia sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini termasuk ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit. Karena khawatir ada yang tak beres, lagi-lagi aku membawanya ke huisart.

"Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya, kenapa ya Dok.?

Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya, huisart-ku menjawab,"Nothing to worry. Just a viral infection."

Aduuuh Doook… apa nggak ada kata-kata lain selain viral infection seh! Lagi lagi aku sebal. "Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok," aku ngeyel seperti biasa.

Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. "Do you know how many times normally children get sick every year?"

Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. "enam kali," jawabku asal.

"Twelve time in a year, researcher said," katanya sambil tersenyum lebar. "Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat," sambungnya.

Glek! Aku cuma bisa menelan ludah. Dijawab dengan data-data ilmiah seperti itu, kali ini aku pulang ke rumah dengan perasaan malu. Hmm…apa aku yang salah? Dimana salahnya? Ah sudahlah…barangkali si dokter benar, barangkali memang aku yang selama ini kurang belajar.

Setelah aku bisa beradaptasi dengan kehidupan di negara Belanda, aku mulai berinteraksi dengan internet. Suatu saat aku menemukan artikel milik Prof. Iwan Darmansjah, seorang ahli obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UI. Bunyinya begini: "Batuk - pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 - 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar. Tetapi observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 - 3 minggu selama bertahun-tahun." Wah persis seperti yang dikatakan huisartku, batinku. Dan betul anak-anakku memang sering sekali sakit sewaktu di Indonesia dulu. "Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya," Lanjut artikel itu. "Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.

Lingkaran setan ini: sakit –> antibiotik-> imunitas menurun -> sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas-batuk-pilek sepanjang tahun, selama bertahun-tahun."

Hwaaaa! Rupanya ini lah yang selama ini terjadi pada anakku. Duuh…duuh..kemana saja aku selama ini sehingga tak menyadari kesalahan yang kubuat sendiri pada anak-anakku. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho! Masa sih aku tak percaya kepada mereka. Dan rupanya, setelah di Belanda 'dipaksa' tak lagi pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak sehari-hari, sekarang kondisi anak-anakku jauh lebih baik. Disini, mereka jadi jarang sakit, hanya diawal-awal kedatangan saja mereka sakit.

Kemudian, aku membaca lagi artikel-artikel lain milik prof Iwan Darmansjah. Dan di suatu titik, aku tercenung mengingat kata-kata 'pengobatan rasional'. Lho…bukankah dulu aku juga pernah mendapatkan kuliah tentang apa itu pengobatan rasional. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yang selama ini kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan pada anak-anakku, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan seperti, batuk, pilek, demam, mencret, aku sudah panik dan segera membawa anak ke dokter, serta sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional! Hmm... kalau begitu, sistem kesehatan di Belanda adalah sebuah contoh sistem yang menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.

Belakangan aku pun baru mengetahui bahwa ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga di banyak negara termasuk Amerika Serikat, ibuprofen dipakai secara luas untuk anak-anak. Tetapi karena resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen juga tersedia di apotek dan boleh digunakan untuk usia anak diatas 6 bulan, namun di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama pada anak yang mengalami demam. "Duh, untung ya Yah aku nggak bilang ke huisart kita kalo aku ini di Indonesia adalah seorang dokter. Kalo iya malu-maluin banget nggak sih, ketauan begonya hehe," kataku pada suamiku.

Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan, ceritanya bisa lain. Karena kekurangan dan ketidakmampuan, untuk kasus penyakit anak sehari-hari, orang-orang desa itu malah relatif 'terlindungi' dari paparan obat-obatan yang tak perlu. Sementara kita yang tinggal di kota besar, yang cukup berduit, sudah melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Batuk pilek sedikit ke dokter, demam sedikit ke dokter, mencret sedikit ke dokter. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, 'memaksa' agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter 'menjual' obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.

Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?

Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Uh! Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!

Tapi yang pasti kini aku sadar…telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya 'hanya' untuk konsultasi, memastikan diagnosa penyakit anakku dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja.

Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional.

Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.

# Dikutip dari buku "Smart Patient" karya dr. Agnes Tri Harjaningrum #

Jumat, 13 Juli 2012

Lacto-B, alternatif selain L-Bio untuk diare anak

Akhdan (1Y1M) ketika diare memang sangat cocok diberi L-Bio, namun ketika sharing-sharing dengan teman serta hasil browsing di internet ada produk lain yang hampir sama dengan L-Bio yaitu Lacto-B, dan harganya sedikit lebih murah dibanding L-Bio. Namun Akhdan sampai saat ini belum pernah mencobanya, karena alhamdulillah setelah terakhir kali meminum L-Bio, tidak pernah mencret lagi, dan insya Allah tidak terjadi lagi.

Berikut ini hasil browsing tentang L-Bio vs Lacto-B:

Lacto - B VS L - Bio, sebenarnya sama - sama probiotik cuma menurut apoteker tempat aku beli Lacto - B lebih dulu hadir Lacto - B baru disusul L - Bio, kalo segi harga lebi



KANDUNGAN
Lactobacillus acidophilus,Lactobacillus casei,Lactobacillus salivarius,Bifidobacterium infantis,Bifidobacterium lactis,Bifidobacterium longum,Lactococcus lactis

INDIKASI
Melindungi sistem pencernaan pada orang dewasa & anak-anak. Membantu menormalkan fungsi GI, menjaga flora normal usus & membantu fungsi fermentasi di usus pada bayi.

DOSIS
Pada anak >= 12 tahun 3 schet sehari. Untuk anak >= 2 tahun 2-3 sachet sehari atau sesuai petunjuk dokter.

PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan/ minuman atau tidak

Lacto - B :


KANDUNGAN
Komposisi Per Sachet mengandung : Energi 3,4 Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10 mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg.

INDIKASI
Lactic Acid Bacterial menghasilkan asam organik yang menghambat bakteri merugikan, sehingga dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan flora usus pada diare.
Lactobacilli menghasilkan enzim β-Galaktosidase, untuk menghidrolisa laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Lacto-B dapat mengurangi lactose intolerance (diare akibat mengkonsumsi susu formula yang mengandung laktosa).
Vitamin B dapat membantu keseimbangan flora usus.

DOSIS
- Dibawah 1 tahun : 2 sachet per hari.
- Usia 1 sampai 6 tahun : 3 sachet per hari.
- Dapat diberikan langsung (rasa enak) atau dicampur dengan susu, makanan bayi atau air.

PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak


Penting untuk diingat, bahwa rekomendasi obat ini (L-Bio) diberikan oleh DSA putra saya Akhdan, mungkin sebelum Anda mencoba L-Bio atau alternatifnya Lacto-B Anda perlu untuk berkonsultasi dengan Dokter terlebih dahulu.


Kamis, 14 Juni 2012

L-Bio, obat untuk balita anda yang diare

Akhdan (1Y1M) sudah beberapa kali mengalami diare dan pernah opname di RSI 2 kali, usia 5 bulan dan 10 bulan, sangat disayangkan mengingat usianya masih balita. Dari dokter RSI, Akhdan dapat satu paket obat dan diantaranya L-Bio yaitu sejenis bubuk yang berisi bakteri baik, mungkin bakteri sejenis yang ada dalam kandungan yakult yang bisa menyehatkan pencernaan dan alhamdulillah bisa menghentikan diare Akhdan.

Beberapa hari yang lalu Akhdan juga sempat diare lagi, karena sudah ada pengalaman dengan L-Bio, akhirnya saya belikan L-Bio di apotik seharga Rp4.500 per sachet. Untuk dosisnya setengah bungkus dan diberikan dengan campuran susu atau makanan sehari 2 kali. Jadi satu sachet untuk sehari. Sebenarnya apakah komposisi L-bio itu:

KOMPOSISI
Lactobacillus acidophilus,Lactobacillus casei,Lactobacillus salivarius,Bifidobacterium infantis,Bifidobacterium lactis,Bifidobacterium longum,Lactococcus lactis

INDIKASI
Melindungi sistem pencernaan pada orang dewasa & anak-anak. Membantu menormalkan fungsi GI, menjaga flora normal usus & membantu fungsi fermentasi di usus pada bayi

KEMASAN
Box isi 30 sachet harga sekitar Rp 134.000,- dan @ Rp.4.500 untuk eceran di apotik terdekat

DOSIS
Pada anak >= 12 tahun 3 schet sehari. Untuk anak >= 2 tahun 2-3 sachet sehari, atau sesuai petunjuk dokter. Untuk Akhdan sehari 2 x 1/2 sachet sehari

PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak. Jadi bisa dicampurkan dengan bubur atau susu.

PABRIK
Lapi

Untuk Anda yang sedang mencari informasi kesehatan bayi Anda berkaitan dengan diare, pemberian L-Bio ini sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter spesialis anak Anda dahulu. Saya memakai L-Bio ini berdasarkan pengalaman, sesuai resep yang di berikan oleh dokter spesialis putra saya, dan Alhamdulillah cocok. Maka alangkah baiknya Anda juga konsultasi dulu sama dokter anak.

Masih anti sama TOPI!!

Akhdan (1Y1M) sampai saat ini tidak mau menggunakan topi, tidak hanya itu, sepatu, sandal, jaket... Akhdan anti dengan barang-barang itu, mungkin karena gerah ya mengingat Akhdan suka berkeringat bahkan dicuaca dinginpun. Jadi beberapa topi, sepatu dan jaket yang sudah bunda belikan untuk Akhdan terbengkalai....ada yang mau, lelang-lelang-lelang hehe

Bagaimana ya caranya biar Akhdan familier dengan benda-benda tersebut, bunda sampai buntu mencari ide briliant agar Akhdan dengan senang memakainya. Karena kadang kasihan juga melihat dia belajar berjalan di atas batuan krikil di depan rumah, kadang telapak kakinya sampai kemerahan, memang sih itu juga baik untuk refleks kakinya, tapi kadang kasihan juga. Gimana lagi, Akhdan enggan memakai sepatunya.

Suatu hari mas Fery, tetangga samping rumah memakai topi merah, karena penasaran Akhdan rebut topi tersebut, ehhh giliran topi dipakaikan ke Akhdan hmmm lihat saja ekspresinya
Awalnya topi mendarat dengan sempurna

 Dan....Akhdan ternyata nangis di balik topinya
 

Kring kring gowes gowes...

Akhdan (1Y1M) bangun tidur di pagi hari pasti langsung ngajak naik sepeda, iya inilah rutinitas baru Akhdan. Perut baru di isi susu belum makan apapun tapi sudah ngajak menembus udara pagi dengan sepeda. Ayahnya Akhdan yang lagi dirumah jadi spesialis penggenjot sepeda hehe inilah gambar mereka berdua...
Akhdan (1Y1M) merajuk pengin ayahnya cepat melajukan sepedanya

Ayah usil, yg dipakai Akhdan itu celananya Akhdan hehe karena Akhdan gak mau pakai topi

Akhdan sudah tidak tertarik lagi dengan sepedanya sendiri, sekarang lebih interest dengan sepeda jepang dan kursi yang dipasang didepan kemudi, seperti gambar di atas, agak tradisional ya...lebih baik seperti itu daripada Akhdan naik motor dengan ayahnya, yang pastinya akan lebih kencang anginnya...

Di hari minggu kalau beres-beres sudah selesai, kadang kita bertiga naik sepeda bersama-sama keliling Weleri sambil cari makanan ringan dan bubur untuk Akhdan.

Selasa, 29 Mei 2012

This is the day



This is the day when we start our commitment two years ago
Two years has passed bring joy and hope in our life
Where sadness and happiness come and go
That makes me more know you deeply
That's why I love you more today
I love you more than life itself
And so thankful that we met
My world's now filled with sunshine
How much better can it get

Love you so much, my husband.
 

Jumat, 25 Mei 2012

Lovely May

Empat hari lagi tepatnya tanggal 28 Mei 2012 adalah ulang tahun pernikahan kami yang ke dua, selalu tidak terasa kok ternyata sudah dua tahun kami membangun keluarga kecil kami, memang sudah terasa lengkap dengan kehadiran Akhdan tahun lalu.  Moment spesial kami selalu terjadi di bulan Mei, mulai dari pernikahan serta kelahiran Akhdan yang juga di bulan Mei tepatnya tanggal 5 Mei 2011, kado spesial diulang tahun pernikahan kami yang pertama.
 Prosesi Akad Nikah hari jumat, 28 Mei 2010

 Acara resepsi, hari Sabtu, 29 Mei 2010

Kelahiran Akhdan, hari Kamis, 5 Mei 2011 pukul 11.25 di RSI Weleri

Lovely May for all the best moment in our live, it will last forever...