Jumat, 06 Maret 2015

Friday, 13 February 2015


Syukur alhamdulillah doa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, hari itu tiba juga, hari yang ditunggu tunggu berlalu dengan mudahnya berkat doa dari semuanya. Teman-teman semua, Alhamdulillah saya telah melahirkan seorang putri hari Jumat, 13 Februari 2015 pukul 05.40. Pastinya kalian tahu juga dengan kesibukan baru saya, jadi saya baru sempat mengabarkan kabar gembira ini sekarang, mumpung putri saya masih bersama eyangnya dan saya punya sedikit waktu senggang.

Disini akan saya ceritakan semuanya. Saya mulai dari berapa minggu sebelum kelahiran dimana muncul emosi-emosi negatif, menjadi lebih sensitif dan mudah menangis. Seperti ketika saya melihat Akhdan tertidur, saya bisa meneteskan air mata seakan-akan saya tidak akan melihatnya lagi setelah melahirkan. Ketika memikirkan suami saya, saya ingin buat surat perpisahan yang kelak bisa dibaca olehnya setelah saya tiada. Ketika saya mengelus dedek diperut saya, saya bisa menangis karena takut tidak bisa menggendongnya dan memberikannya ASI.

Pokoknya minggu-minggu itu saya butuh motivasi ekstra terutama dari diri saya untuk lebih menguatkan saya dalam menjalani persalinan nanti. Namun apa yang terjadi....ketika hari itu tiba, saya mempunyai bekal kekuatan yang besar untuk menghadapi persalinan. Saya bisa menguasai sakit yang perlahan-lahan menghinggapi sekujur tubuh saya.

Dimulai dari pukul 21.00 ketika saya menonton Jodha Akbar, saya merasakan rasa yang agak aneh diperut saya, saya kira itu adalah kontraksi palsu seperti sebelum-sebelumnya jadi saya tidak terlalu memikirkannya. Pukul 12 malam saya terbangun untuk ke kamar mandi, saya merasakan sedikit kontraksi dan sekali lagi saya anggap itu adalah kontraksi palsu makanya saya tinggal tidur.

Pukul 02.00 saya kembali terbangun dan merasakan kontraksi yang lebih menguat daripada sebelumnya, masih saya mengira itu adalah kontraksi palsu, kali ini saya buat untuk jalan-jalan di ruang tamu, saya buat susu hangat biar lebih nyaman sambil makan cemilan. Pukul 03.00 saya masih terjaga, masih sakit dan saya putuskan untuk mengabari suami saya karena saya yakin inilah saatnya saya melahirkan. Kondisinya orang rumah masih tertidur semua tiba-tiba Akhdan menangis kencang karena saya tidak ada di sebelahnya. Mendengar tangisan Akhdan, semuanya terbangun.

Ibu meyakinkan saya untuk lebih santai. Saya masih jalan mengitari ruangan di rumah. Rasa sakitnya semakin menguat. Ketika rasa sakit itu timbul dan saya tidak bisa menahannya saya ambil posisi merangkak di lantai dan rasa itu hilang. Kemudian rasa itu timbul dan hilang lagi. Semakin lama semakin dekat jedanya.

Pukul 04.00 saya tidak bisa menahan rasa sakitnya dan kalaupun menunggu pagi tiba rasanya saya tidak bisa. Rasa sakitnya seperti 4 tahun yang lalu ketika saya melahirkan Akhdan dengan induksi. Saya putuskan untuk segera ke Rumah Sakit. Alhamdulillah ada mobil yang bisa mengantarkan saya, dan di mobil rasanya tidak hilang semakin lama semakin sakit.

Suara Adzan subuh bergema saat saya melangkahkan kaki di ruang IGD RSI Muhammadiyah Kendal. Tidak ada orang. Saya gunakan meja untuk menopang tubuh saya yang tidak kuat untuk berdiri. Tak beberapa lama mulai muncul perawat dan bidan jaga. Dengan kursi roda saya didorong menuju kamar bersalin. Ada 3 kamar, dan sudah ada seorang ibu yang akan melahirkan juga, ternyata saya tidak sendiri.

Ketika diperiksa oleh bidan ternyata saya sudah pembukaan lima, sakitnya sudah menjalar ke seluruh tubuh saya, saat ini saya perbanyak berdzikir. Al Quran yang saya siapkan jauh hari tertinggal di rumah. Memang rencananya ketika saya melahirkan saya akan membaca Al Qur'an untuk mengalihkan rasa sakit. Disamping saya ibupun membacakan doa-doa agar saya lebih tenang. Saat itu tidur dengan posisi apapun terasa tidak nyaman. Dalam hati saya menyemangati dedek yang sedang berusaha untuk menuju jalannya.

Saya yakin saat itu dedekpun sedang berjuang untuk saya makanya sayapun harus bisa kuat untuk dedek. Doa-doa saya panjatkan sambil mensugesti bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan ketika waktu tiba, rasa seperti mulas ingin BAB dengan beberapa tarikan nafas alhamdulillah putriku lahir pukul 05.40. Saya sempat melihatnya sebelum dibawa oleh perawat, putriku putih sekali. Alhamdulillah rasa lega menyelimuti seluruh tubuh saya, rasa sakit tidak terasa lagi.

Saat itu perawat terus mengajak saya ngobrol, padahal kondisi saya rasanya seperti melayang, sempat saya dengar perawat mengatakan bahwa darah saya mengalir terus tidak mau berhenti, perawat menunjukkan kasa yang dibuat seperti sumpel dan minta ijin untuk memasukkannya ke dalam untuk menghentikan pendarahan. Saya diminta untuk makan agar staminanya kembali. Pandanrugan mata saya hampir kabur tapi dalam hati saya harus kuat menghadapinya, semuanya kelihatan biru, kunang-kunang, darah saya mengucur, saya mengalami pendarahan.

Saya harus makan, saya harus berjuang mengatasi kondisi ini. Tubuh saya terasa dingin, tangan, kaki, sementara perawat menjahit luka robekan di miss V saya karena tadi sempet dirobek agar bayi mudah keluar. Pipi saya terasa dingin, terutama tangan saya...dingin sekali, saya ingi menggendong bayi saya, saya ingin memberinya ASI, saya ingin memeluk Akhdan, saya harus bisa pulih. Perlahan saya makan dari suapan ibu...sedikit demi sedikit saya kunyah dan telan makanan itu. Perlahan-lahan tubuh saya hangat lagi.

Dan yang terjadi proses jahit luka saya memakan waktu kurang lebih satu jam, dari melahirkan proses jahit itu selesai pukul 07.00 sampai-sampai saya tidak bisa menggerakan kaki saya. Saya tidak bisa bergerak sama sekali karena kesemutan hehe

Beberapa menit setelahnya kondisi saya pulih semakin membaik, darah masih mengalir tapi tidak sederas tadi. Saya masih bisa melihat kulit ditangan saya yang sangat pucat. Semangat saya bertambah ketika mendengar bahwa putri saya sehat dan  sedang di adzani oleh kakek di ruang bayi. Suami sayapun sedang dalam perjalanan pulang. Sangat bersyukur...............

Sementara itu saja dulu dari saya....bersambung lagi nanti ya....