Rabu, 09 Mei 2012

Om Andre

Achmad Rajendria Ridwan, itu nama lengkap om Andre, usianya selisih satu tahun dengan Akhdan. Om Andre lahir tanggal 23 April 2010. Meski kecil tapi Akhdan panggilnya om...kenapa ya? agak aneh sebenarnya, tp tidak, karena Andre adalah putra pertama dari Bulek Erli maka sesuai dengan silsilah keluarga kami maka Akhdan panggilnya om Andre, begitu..
Akhdan main bersama om Andre

Asik juga melihat mereka berdua saling berinteraksi, mulai dari rebutan sepeda sampai berbagi balon, sepertinya sudah terjalin ikatan erat diantara keduanya hehe agak lebay yah. Karena om Andre tinggal di Rowosari, maka ketemu Akhdannya seminggu sekali, pun minggu kemarin tidak main ke Weleri di rumah Akhdan karena om Andre lagi terserang cacar. Kasihan juga kalau melihat anak kecil terserang cacar karena untuk beraktifitas apapun jadi sukar. Kata bulek beberapa hari ini om Andre hanya tidur di kamar saja, badannya lemas dan sukar makannya. Semoga cepat sembuh om Andre


Sedikit informasi mengenai cacar air yang saya dapatkan dari membaca artikel, silahkan untuk disimak:

“Anak-anak terkena cacar air ?” tentu kita sering melihatnya. Bahkan kita mungkin juga pernah mengalaminya sendiri. Cacar air kita tentu familiar namun varisela, chicken pox,atau varicella zooster?

Kita terkadang asing dengan istilah-istilah itu padahal nama-nama tadi punya penyebab yang sama dengan cacar air yang kita kenal. Tentu banyak pertanyaan yang kadang ingin kita tanyakan saat anak-anak kita atau kita sendiri terkena penyakit ini. Seperti apa bisa terkena penyakit ini lagi walau pernah kena, atau adakah imunisasinya dll”…..dll

Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox.


  • Varisela adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
  • Pada umumnya menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa yang belum pernah terkena sebelumnya
  • Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-9 tahun). Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah
  • Bersifat sangat menular dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7 hari setelah munculnya gejala
  • Penularan dapat terjadi melalui: Kontak langsung dan Percikan ludah (droplet infection)
  •  
  • Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) biasanya berkisar antara 2-3 minggu. “Cacar air dapat dicegah dengan pemberian zoster imun globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes zoster, atau dengan varicella – zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang mengandung titer antibodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 – 12 tahun diberikan satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60 – 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan sekali saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10 tahun.

    Secara umum, seluruh jenis penyakir herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain kalau terjadi persentuhan.

    Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.

    Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air atau belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu menimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya mirip demam biasa yang beberapa hari kemudian sembuh sendiri. Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan gejala lebih berat.
    Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi serangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun,, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.

    Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jika serangan sampai terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini cuma mitos. Namun bisa diartikan juga, jika herpes zoster sudah menyerang beberapa area persarafan, penyakitnya memang tergolong parah. Apalagi jika usia penderita masih tergolong muda.

    Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk herpes zoster.
    Cepatnya penanganan herpes zoster penting agar tidak menimbulkan gejala sisa, yang disebut nyeri pascaherpes atau postherpetic neuralgia. Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan sampai terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun.

    Terjadinya nyeri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus sempat merusak atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti terbakar.

    Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pascaherpes. Semakin tua seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 – 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.

    Situs internet StopPain.Org memuat penelitian mutakhir yang menunjukkan, kaum lanjut usia dengan gangguan saraf akibat penuaan atau diabetes (neuropati) lebih mudah terkena nyeri pasca herpes. Menariknya, kebanyakan penderita diabetes dengan neuropati tidak akan menyadari kondisi sarafnya itu sebelum terkena herpes zoster.

    Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, misalnya sampai ke mata, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri pascaherpes. Pada serangan yang sampai menuju ke mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf di sekitarnya dapat dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster sangat sulit dipulihkan – jika tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh.Setiap pasien juga punya pengobatan sendiri yang berbeda tergantung kecocokannya. Untuk kasus seperti ini, dokter spesialis kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti ahli saraf, rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita nyeri berlebihan bisa mengakibatkan depresi.

    dr. Kharisma Perdani,  Blog Parenting Islami
    http://parentingislami.wordpress.com


    Tidak ada komentar: