Rabu, 30 Januari 2013

Long way journey




Tidak terasa sudah hampir sebulan kita tidak main kerumah simbah. Cuaca yang tidak menentu kadang hujan kadang panas menjadi salah satu penyebabnya. Dalam beberapa menit cuaca di Weleri bisa berubah dratis. Dan perjalanan yang agak jauh ke rumah simbah, membuat perjalanan bersama Akhdan menjadi riskan.



Terakhir kali tahun baru kemarin. Kebetulan waktu itu saya sedang libur dan ayahpun libur agak lama. Sedangkan keluarga Jakarta berkunjung. Karena lama tidak bersua, kita putuskan untuk menyambangi rumah simbah. Tahun baru kita habiskan di sana. Tidak banyak yang kita lakukan karena hampir seharian hujan dan mendung.



Kemudian pagi hari tanggal 1 Januari 2013 kita pulang ke Weleri. Awalnya kita rencanakan untuk berjalan-jalan makanya ayah mengambil jalan ke arah Batang, jadi kita berputar arah. Menikmati udara pagi di sekitar daerah pegunungan membuat Akhdan tidak bisa menahan rasa kantuknya. Sepanjang perjalan Akhdan habiskan dengan tidur. Yah memang tidak ada celoteh Akhdan menunjuk benda-benda yang biasa dia temui di sepanjang perjalanan.



Karena awan mendung sudah menggantung, kita sepakati untuk pulang ke weleri saja. Sampai di rumah hanya ada tantenya, eh ternyata satu RT sedang mengikuti kegiatan jalan sehat dan sekarang sedang pengundian hadiah. Beberapa waktu setelahnya kakek datang bawa beberapa kupon hadiah, ‘Yuk ajak Akhdan lihat panggung’ kata kakek, sambil memberikan kupon untuk kita berdua, eyang dan tante dah dapat hadiah katanya, kaos lengan panjang dan botol minuman. Lha kakek dan dua kupon ini belum dapat bagian, makanya kakek ajak kita juga untuk menyaksikan panggung. Yah gak apa-apa sambil jalan-jalan.

Sesampainya di sana, benar juga, panggung sangat ramai sekali. Di sana terlihat sepeda mini sebagai hadiah utama dan beberapa tumpukan kardus yang tidak saya ketahui apa.
“Bunda nanti yang bawa hadiah sepedanya.” Kata ayah tiba-tiba.
“Gak yah, dek gak seberuntung itu. Kalau ada undian seperti ini pasti gak pernah dapat.”
“Coba lihat aja nanti.”
“Yah, kardus yang di tumpukan itu apa ya?”
“Yang mana?”
“Yang di atas kompor gas?”
“Gak tahu, gak kelihatan.”

Iya ayah benar juga sepeda kecil untuk Akhdan bermain, pasti lebih ringan dorongnya daripada sepeda besar punya eyang. Kadang saya agak kerepotan kalau Akhdan lagi ngambek pengen dorong sepeda besar eyangnya. Tapi pertanyaannya apakah kita seberuntung itu. Dapat payung aja dah beruntung banget. Sudah memasuki hadiah utama, kita belum dapat apa-apa. Sampai pengundian hadiah utama nomor empat. Mamaknya Akhdan yang lagi nggendong Akhdan tiba-tiba spontanitas naik ke atas panggung. Ternyata yang dapat hadiah keempat, kompor gas, mamaknya Akhdan. Akhdan yang ada di atas panggung meronta-ronta minta turun, akhirnya ayahnya yang gendong.

Hadiah ketiga, hadiah yang saya tanyakan ke ayah tadi ternyata sebuah DVD player. Dan tau gak siapa yang dapat? AYAAAAH!!!!!! Masih dengan menggendong Akhdan ayah naik ke atas panggung untuk mengambil hadiahnya. Akhdan yang naik panggung ke dua kalinya meronta-ronta, akhirnya saya gendong. Heran bin ajaib, mamak dan ayah yang gendong Akhdan sebelumnya dapat hadiah semuanya. Dan saya.....seperti sebelum-sebelumnya, tidak dapat apa-apa.

DVD baru untuk kita nyanyi nyanyi bareng, masih ada di atas lemari. Sekalinya kita nyalakan Akhdan pencet-pencet tombolnya. Kita masih pikir-pikir tempat yang aman untuk memainkannya, karena kalau tidak bisa rusak dini hehe

Thanks for the wonderful day, love you.

Tidak ada komentar: